Menurut sejarah, Sunda Wiwitan berasal dari Jalawastu, sebuah padukuhan yang terletak di Desa Ciseureuh, Ketanggungan, Brebes, Jawa Tengah, sebelum akhirnya tersebar di berbagai daerah. Upacara adat Sunda Wiwitan yang hingga kini masih lestari adalah Ngasa, sebuah ungkapan rasa syukur masyarakat Jalawastu kepada Sang Pencipta. Upacara ini digelar satu tahun sekali setiap Selasa Kliwon Mangsa Kasanga dalam kalender Jawa.
Malam sebelum Ngasa, masyarakat berkumpul menggelar pentas seni dan budaya hingga larut malam, serta membuat gunungan hasil pertanian dan perkebunan yang akan di arak esok paginya. Kemudian, mereka melakukan ritual tolak bala dengan membacakan beberapa kidung dan mantra berisi permohonan kepada Yang Maha Kuasa. Lepas tengah malam, mereka menjalani puasa dan ‘melekan’ tidak tidur dan makan sampai matahari terbit.
Keesokan paginya, prosesi diawali dengan pembacaan mantra oleh seorang tetua adat di Gedong Pesarean –kawasan tanah suci yang terletak di atas Kampung Jalawastu di Gunung Sagara–, dilanjutkan dengan pembacaan doa sebagai bentuk syukur atas hasil bumi yang mereka nikmati. Usai berdoa, upacara diakhiri dengan makan bersama dengan sajian nasi jagung dan sayur-sayuran.
Disclaimer
Perubahan tanggal, pembatalan acara dapat terjadi dan bukan tanggung jawab dari Spektakel.id
Mari bergabung bersama kami berkontribusi memajukan seni budaya Indonesia. Kirimkan data kegiatan di sekitarmu ke kontak@spektakel.id
Kirim Info Kegiatan