Tebokan Jenang

Kabupaten Kudus dikenal dengan beberapa industri seperti industri rokok, manufaktur, tekstil, dan jenang. Nah yang terakhir disebut ini khususnya berkembang di Desa Kaliputu. Perkembangan Desa Kaliputu sebagai sentra penghasil jenang salah satunya karena tradisi Tebokan Jenang yang berlangsung turun-menurun setiap malam satu sura atau perayaan 1 Muharram yang biasanya jatuh pada bulan Juli Kalender Masehi.

Tradisi Tebokan Jenang ini merupakan bentuk selamatan warga desa untuk menghindarkan diri dari mala petaka. Selamatan ini dilakukan dengan membuat gunungan dari Jenang dan beragam bahan bakunya yang diarak keliling desa sampai ke Pasarean Sedo Mukti atau makam bupati pertama Kudus.

Kini, masyarakat juga merayakannya dengan kirab kebudayaan, lomba kostum, dan kreasi ragam bentuk jenang. Jenang sendiri merupakan makanan berbahan dasar tepung beras ketan, gula pasir, gula kelapa, santan, dan lemak nabati. Rasa yang manis, tekstur yang kental, sehingga memungkinkan untuk dibentuk jadi berbagai rupa. 

Tradisi ini tidak hanya melanggengkan budaya, tetapi juga sarana berbagai pengusaha jenang lokal untuk unjuk tampil. Dilansir dari Kompas.com ada sekitar 48 pengusaha jenang skala besar di Desa Kaliputu. Tak jarang, mereka ikut mendukung penyelenggaraan acara. 

Nah, dalam rangkaian Tebokan Jenang ini Anda bisa ikut berziarah ke Pasarean Sedo Mukti, menyicip berbagai jenis olahan jenang selain juga mecoba ragam kuliner khas Kudus seperti Lentog Tanjung, Soto Kudus, Sate Kerbau, dan sebagainya.

Desa Kaliputu terletak tak jauh dari pusat Kota Kudus, kira-kira 2,5 km saja. Dari Jakarta Anda bisa menjangkaunya menggunakan kendaraan pribadi ataupun bus umum seperti Bus Kharisma Tour dengan jarak tempuh kurang lebih tujuh jam. Sesampainya di Kudus, Anda bisa juga bisa berkeliling menyambangi berbagai tempat-tempat legendaris. Salah satunya adalah Makam Sunan Kudus di daerah Kauman, Kudus.