Jelajah jejak peradaban Megalitikum di tiga lembah kembar di wilayah Taman Nasional Lore Rindu.
Titik Pertemuan: Bandar Udara Kasiguncu, Poso
Durasi Perjalanan: 6 hari 5 malam
Peserta Maksimal: 8 orang
Harga: Rp6.490.000 - Rp20.500.000 (kontak kami untuk detail)
Taman Nasional Lore Lindu terletak di jantung pulau Sulawesi. Yang tentu saja menjadikannya duduk tepat di garis Wallacea. Dengan luas lebih dari 200 ribu hektare, sebagian besar wilayah Taman Nasional ini terletak di tiga lembah kembar, yaitu Lembah Bada, Lembah Besoa, dan Lembah Napu. Berbagai flora dan fauna endemik Sulawesi menghuni kawasan ini.
Selain flora dan fauna endemik, ketiga lembah kembar tadi juga menyimpan sisa peradaban megalit yang menakjubkan dan hingga saat ini masih membuat para ahli bertanya-tanya. Patung-patung batu besar, kalamba (wadah batu), dan batu menhir berbagai ukuran tersebar di lembah-lembah itu. Siapa yang membuat dan berapa sebenarnya usia peradaban megalit di Lore Lindu masih menjadi bahan perdebatan para ahli.
Ketiga lembah ini juga menyimpan hasil peradaban lokal lainnya, yaitu kain dari kulit kayu. Hanya beberapa daerah lain saja di Indonesia yang masih melestarikan pembuatan dan penggunaan kain kulit kayu. Yang agak berbeda, kain kulit kayu di Lore Lindu dibuat dengan berbagai warna atraktif yang berasal dari bahan pewarna alami. Kain ini lalu dijadikan hiasan kepala, kemeja, rompi, dan rok untuk dikenakan saat perayaan pernikahan dan ritus keagamaan. Bahan kain kulit kayu diperoleh dari berbagai jenis pohon, seperti pohon Saeh (endong), Malo, Bea, dan Nunu (beringin). Material diambil dari dahan-dahan pohon tersebut tanpa merusak batang utama pohon. Teknik ini dilakukan untuk melestarikan dan menjaga pohon agar dapat terus tumbuh dan beregenerasi. Seperti halnya mereka ingin melihat generasi para pembuat kain kulit kayu tetap ada dan berkembang.
Rencana Perjalanan
Hari Pertama
Di hari kedatangan, kita akan berjumpa di Bandar Udara Kasiguncu, Poso. Dari bandara kita langsung menuju Tentena. Makan siang di Dodoha Mosintuwu, Tentena. Tiba sore hari di Gintu, Lembah Bada. Tarian penyambutan oleh warga Gintu akan disajikan pada malam hari.
Hari Kedua
Keesokan harinya, setelah sarapan kita pergi ke ladang untuk mengenal dan memahami bagaimana material kain kulit kayu dikumpulkan dan diproses. Kita akan melihat pula bagaimana sandang dari kulit kayu dikenakan oleh masyarakat lokal. Di sore hari kita akan menikmati senja menawan di sisi patung megalit Loga.
Hari Ketiga
Hari ini kita akan berkeliling Lembah Bada untuk melihat berbagai peninggalan megalitik yang tersisa di daerah ini. Pun kita akan mengunjungi berbagai pengrajin lokal seperti gula merah, biji kalide, sopi, dan sebagainya. Pada sore hari kita akan menuju Tentena untuk bermalam di salah satu hotel yang terletak di pinggir Danau Poso.
Hari Keempat
Selepas sarapan kita akan menuju Lembah Besoa. Menjelang sore kita tiba di Besoa dan langsung menuju penginapan.
Hari Kelima
Hari ini kita akan berkeliling Lembah Besoa untuk menelisik kembali berbagai tinggalan budaya megalit yang tersisa disini. Di sore hari kita akan bergeser menuju Lembah Napu untuk melihat berbagai hal menarik lainnya. Hari ini kita akan bermalam di Wuasa.
Hari Keenam
Hari terakhir di Lore Lindu, kita akan mengunjungi berbagai lokasi pembuatan kerajinan lokal yang terletak tak jauh dari situs-situs purbalakala. Perjalanan hari ini mengarah ke kota Palu. Menjelang sore kita tiba di Bandar Udara Mutiara SIS Al Jufri. Kemudian akan kembali menuju kota masing-masing.