Home > Ini Indonesia >
Ayah Jakri, Darinya Kita Menimba Kebijaksanaan Masyarakat Baduy
Ayah Jakri, Darinya Kita Menimba Kebijaksanaan Masyarakat Baduy
Ketegasan pengelolaan persoalan adat dan tradisi Kanekes telah dipelajari Ayah Jakri melalui jabatan Jaro Angklung. Salah satu tugas utamanya adalah memberi tahu generasi muda tentang adat dan tradisi Kanekes.
Ayah Jakri adalah salah seorang tetua adat dari Kampung Cibeo, Kanekes, atau biasa disebut orang Baduy Dalam oleh masyarakat kebanyakan. Melalui musyawarah, lelaki paruh baya ini ditunjuk untuk bergabung dalam Bares Kolot atau Baresan, sekelompok lelaki yang dituakan dan bertugas untuk mendampingi Puun sang Pemimpin dalam mengelola adat dan tradisi masyarakat Baduy, menjaga haluan agar masyarakat ini tetap mampu menjalankan berbagai hal yang dititipkan oleh para leluhur kepada mereka.
Sebelum menjadi anggota Bares Kolot, Ayah Jakri lama menjabat sebagai Jaro Angklung di Cibeo, pemimpin grup angklung yang para pemainnya anak-anak muda yang belum menikah. Bedanya dengan permainan angklung di belahan bumi lain, angklung di Kanekes tidak dimainkan sekadar untuk menghibur manusia. Angklung di Kanekes adalah alat musik sakral yang hanya dimainkan pada waktu-waktu tertentu untuk menghibur Ibu Bumi sekaligus meminta berkah semesta.
Ketegasan pengelolaan persoalan adat dan tradisi Kanekes telah dipelajari Ayah Jakri melalui jabatan Jaro Angklung. Itu sebab, salah satu tugas utamanya adalah memberi tahu generasi muda tentang adat dan tradisi Kanekes: mana yang boleh dan yang pantang dikerjakan; bagaimana seharusnya orang Kanekes bersikap; dan berbagai norma adat lainnya. Kepada manusia-manusia seperti Ayah Jakri sebenarnya kita berhutang banyak. Tanpa ketegasan dan ketegaran mereka, kita tidak akan bisa menimba pengetahuan dan kebijaksaan masyarakat Nusantara. Kita akan tenggelam dalam hiruk-pikuk pengetahuan dan informasi yang belum tentu kita perlu, juga tak teruji sang waktu.