Home > Ini Indonesia >
Jagu, Bocah Korowai Bermata Jalang yang Enggan Bersekolah
Jagu, Bocah Korowai Bermata Jalang yang Enggan Bersekolah
Jagu memilih berhenti sekolah setelah mencapai kelas 3 sekolah dasar. Ia kesal karena gurunya jarang hadir. Pun jika hadir, ia tak mengerti apa yang diajarkan.
“Siapa namamu?” “Jagu!” jawab si bocah lantang. Hari menjelang petang dan kami baru saja tiba, lalu beristirahat sejenak di salah satu pemukiman masyarakat Korowai di tengah hutan hujan dataran rendah Distrik Kolf Braza, Kabupaten Asmat, Papua. Di masa lalu, area ini masuk dalam wilayah yang dinamakan Asmat Darat oleh para penjelajah.
Saat beristirahat itulah mata kami tertuju pada tiga orang bocah yang berlarian di sekitar pemukiman. Jagu tampaknya pemimpin informal bocah-bocah tadi. Ia terlihat sedikit lebih tua dan badannya pun lebih besar dibandingkan kedua temannya. Tak lama kemudian mereka berlari, lalu menghilang ke arah sungai. Kami pun melanjutkan perbincangan dengan para tetua.
Sekitar 15 menit kemudian, ketiga bocah tadi kembali, menghampiri kumpulan para perempuan yang sedang memasak, mempersiapkan makan malam. Jagu menenteng seikat ikan sungai, kawannya yang seorang membawa botol kaca bekas berisi beberapa udang air tawar, seorang lagi membopong labi-labi seukuran dua telapak tangan dewasa di atas kepalanya. Masing-masing dengan raut muka bangga.
Menurut para tetua, saat ini Jagu memilih berhenti sekolah setelah mencapai kelas 3 sekolah dasar. Ia kesal karena gurunya jarang hadir. Pun jika hadir, ia tak mengerti apa yang diajarkan. Jagu lebih senang tinggal di dalam hutan bersama kakek dan neneknya. Membantu mereka menebang pohon sagu, memperbaiki rumah pohon, berburu binatang, mencari kayu bakar atau lauk-lauk lain sebagaii teman makan sagu. Seperti yang ia lakukan di depan kami saat itu.
Orangtua Jagu memahami keinginan si bocah, membiarkannya tinggal di hutan bersama kakek dan neneknya. Pada prinsipnya, Jagu adalah anak yang penurut. Hanya saja ia tidak ingin bersekolah formal. Ia ingin ada di dalam hutan dekat dengan kakek-neneknya. Membantu mereka, jelas ia mendapatkan pengetahuan yang lebih relevan ketimbang ilmu-ilmu sekolahan.
Semoga kamu sehat-sehat terus, Jagu…