Home > Sorotan > Kegiatan Budaya >
Baur Umat di Waisaka Puja Borobudur
Baur Umat di Waisaka Puja Borobudur
Borobudur adalah salah satu situs budaya penting bagi peradaban Nusantara. Ditilik dari sejarahnya, ia adalah peninggalan Dinasti Syailendra yang berkuasa di Kerajaan Sriwijaya. Dan hingga hari ini Borobudur tetap bertahan dengan kemegahannya, menjadi tuan rumah Waisaka Puja terbesar di Asia Tenggara serta tempat berbaurnya berbagai umat di perayaan penting bagi penganut ajaran Buddha tersebut.
Meski ajaran Buddha merupakan salah satu agama minoritas di Indonesia, tetapi negara ini punya perayaan Waisak yang boleh dibilang salah satu terbesar di Asia. Setiap tahunnya, perayaan Waisak atau Waisaka Puja di kawasan Mendut-Borobudur menarik perhatian ribuan orang dengan berbagai latar belakang. Bukan cuma penganut ajaran Buddha.
Prosesi dimulai dengan prosesi Pindapata atau penerimaan derma dari umat yang dilakukan Bikkhu Sangha sepanjang rute Candi Mendut hingga tiba di Candi Borobudur. Melibatkan ratusan Bhikkhu Sangha dan ribuan peserta dari berbagai daerah di Indonesia, pun mancanegara.
Sesampainya di Candi Borobudur, ibadah dibuka dengan melantunkan Vihara Githa alias lagu-lagu Vihara serta pembacaan Paritta. Ritual dilanjutkan dengan pembacaan renungan Waisak. Baru kemudian menjelang detik-detik Waisak, seluruh peserta dengan berbagai latar belakang turut bermeditasi. Agama, ras, etnis, kebangsaan, dan lain sebagainya tak jadi soal.
Waisak sejatinya adalah peringatan tiga kejadian penting dalam sejarah Sang Buddha, yaitu: kelahiran Siddharta Gautama, saat Siddharta Gautama mencapai penerangan sempurna dan menjadi Sang Buddha, serta wafatnya Sang Buddha. Ketiga peristiwa ini terjadi dalam satu waktu, yakni bulan purnama sidhi atau ketika bulan sedang terang-terangnya.
Prayaan Waisak di peninggalan salah satu Kerajaan Buddhis terbesar di Nusantara itu sudah dimulai sejak 1929. Namun sempat terhenti karena perang revolusi dan baru dimulai kembali pada 1953 sebelum terhenti lagi dua dekade kemudian karena proses pemugaran pada 1973. Selama masa itu, pusat perayaan Waisak pun dipindah ke Candi Mendut. Di kemudian hari, kedua candi ini lantas menjadi pusat perayaan Waisak di Indonesia. Hingga hari ini. Baru belakangan Candi Pawon yang berada di antara Candi Mendut dan Candi Borobudur menjadi titik pemberhentian baru pada prosesi pindapata ratusan Bhikkhu
Untuk merasakan langsung kemeriahan perayaan Waisak di Candi Mendut-Borobudur, dari Jakarta Anda bisa memilih beberapa moda transportasi. Beberapa pilihan yang paling mudah antara lain dengan menempuh perjalanan via udara dengan penerbangan Jakarta-Yogyakarta, dilanjut perjalanan darat dengan shuttle bus menuju Candi Borobudur. Anda juga bisa mencapai Borobudur dengan menggunakan kereta dari Jakarta ke Stasiun Tugu Yogyakarta. Setelahnya Anda tinggal melanjutkan perjalanan dengan menggunakan shuttle bus, taksi online, atau TransJogja. Atau Anda juga bisa menempuh perjalanan darat dari Jakarta menuju Magelang menggunakan bus.