Home > Sorotan > Kegiatan Budaya >
Kemeriahan Cap Go Meh di Singkawang
Kemeriahan Cap Go Meh di Singkawang
Ada alasan Singkawang punya julukan Kota Seribu Kelenteng. Di kota ini, budaya etnis Tionghoa begitu kental terasa. Apalagi pada saat perayaan Cap Go Meh, 15 hari setelah Imlek. Setiap tahunnya, ada kota ini menggelar pawai untuk ratusan Tatung sebagai ritual tolak bala. Ritual yang berlangsung sejak sekitar empat abad silam itu pun kini menjadi salah satu ikon kota di Singkawang.
Selain Imlek, masyarakat etnis Tionghoa di Indonesia juga merayakan Cap Go Meh alias perayaan 15 hari setelah Imlek. Dan jika ditanya di mana perayaan Imlek dan Cap Go Meh paling meriah di Indonesia? Hampir pasti Singkawang jawabannya. Semarak perayaan Imlek dan Cap Go Meh di kota di Kalimantan Barat ini memang tiada dua. Ya, bukan tanpa alasan kota ini dijuluki Kota Seribu Kelenteng.
Perayaan Cap Go Meh di Singkawang tersohor salah satunya karena acara pawai Tatung. Tatung adalah orang-orang terpilih yang dirasuki roh baik. Kata 'tatung' sendiri berasal dari bahasa Hakka yang berarti roh.
Tradisi ini bermula sekitar empat abad yang lalu, ketika suku Khek dan Hakka dari Tiongkok selatan tiba di Kalimantan Barat. Setelah mereka bermukim di kota pesisir ini, suatu waktu ada wabah penyakit yang melanda. Karena belum ada pengobatan modern, maka ritual tolak bala menjadi pilihan yang dianggap jitu.
Ritual tolak bala itu dalam bahasa Hakka disebut Ta Ciau. dan kemudian lebih dikenal dengan nama ritual Tatung. Tatung dipercaya sebagai orang yang dirasuki oleh roh baik. Dan setiap tahun, bersamaan dengan perayaan Cap Go Meh, para Tatung akan diarak sebagai ritual cuci jalan atau tolak bala dari roh jahat yang hendak mengganggu kehidupan masyarakat.
Setiap tahun, ada lebih dari 500 Tatung yang berparade memamerkan kesaktiannya. Mereka akan menusukkan jarum-jarum panjang ke pipi mereka, serta menunjukkan kekebalan terhadap golok dan pedang. Tak ketinggalan aksi unjuk kuat dengan mengupas kelapa menggunakan gigi dan aksi-aksi ekstrem lainnya.
Hingga hari ini ritual pawai Tatung juga diikuti oleh masyarakat Dayak. Dua kebudayaan ini memang terbukti telah berakulturasi dengan baik sejak dulu.
Selama ritual berlangsung, konon roh-roh baik tidak hanya merasuki para Tatung, tetapi juga ke dalam replika naga. Total ada 12 naga yang diarak dan kemudian dibakar di pelataran kelenteng saat puncak perayaan Cap Go Meh. Roh naga ini diharapkan dapat menolak bala dan membuat Kota Singkawang selalu aman dan tentram.
Untuk melihat langsung perayaan Cap Go Meh di Singkawang, dari Jakarta Anda bisa terbang menuju Pontianak. Dari situ Anda masih harus melanjutkan perjalanan menggunakan bus ke Singkawang selama 3-4 jam. Namun kini pemerintah tengah menyiapkan bandara udara Singkawang yang diperkirakan rampung pada 2022.